Optimisme Presiden Dalam Rapimnas KADIN 2022

Optimisme Presiden Dalam Rapimnas KADIN 2022

Jakarta- Kadin Sirod Muhammad:

Presiden RI Joko Widodo berkesempatan membuka rapat pimpinan nasional Kadin pada 1-2 Desember 2022 di Hotel Borobudur minggu lalu. Beliau menekanan optimisme dalam berjalan beriringan bersama-sama untuk mencapai tujuan besar.  Beliau mengutip Direktur IMF berkata bahwa Indonesia merupakan titik terang di tengah kesuraman ekonomi global: inflasi terjaga 5,7%, sementara rata-rata dunia di atas 10-12%. Artinya optimisme dunia bisnis masih terjaga. Pertumbuhan ekonomi Q3 5,7% sementara dunia hanya 3,2% proyeksinya, PMI (purchasing manager index) pada level ekspansif, padahal semua negara terkonstraksi pada rata-rata dunia sudah di bawah 50, sementara kita masih berada di tingkat 51,8. PMI sendiri merupakan indeks gabungan dari lima indikator utama, yang meliputi unsur: Pesanan, Tingkat Persediaan, Produksi, Pengiriman, dan Tenaga Kerja. Angka indeks di atas 50 berarti sektor bisnis mengalami ekspansi, di bawah 50 berarti mengalami kontraksi. (bestprofit-futures.co.id) Neraca dagang kita surplus dalam 30 bulan berturut-turut (artina sudah hampir 3 tahun!), menujukkan angka export lebih tinggi dibanding angka import.  Transaksi berjalan sulit dikendalikan, angka pada 2019 berkisar di US$ 30 milyard, defisitnya US$ 2,7 milyard berubah menjadi surplus pada US$ 4,4 milyard positif di US$ 1,3 milyard. Presiden memiliki potensi dan kekuatan besar yang tidak dimiliki oleh bangsa lain, sehingga optimisme 2045 harus digalang bersama. Kita negara dengan populasi no.4 dunia, 278juta, pasar yang sangat besar, belum lagi 600 juta pasar asean di kanan-kiri kita. Letak geografis kita yang menjadi jalur perdagangan dunia, sumber daya alam yang kaya dan bonus demografi 2030 kita memiliki kekuatan tenaga kerja yang produktif 201 juta orang dengan jumlah kelas menangah yang sangat besar.

Terakhir Presiden meyakinkan peserta rapimnas yaitu soal kepercayaan dari dunia internasional. Presiden kedatangan 2 delegasi besar yang tertarik dengan Indonesia dan bertanya detil soal kemungkinan investasi di Indonesia. Soal-soal green technologi, transformasi digital bahkan sampai kekuatan industri electric vehicle Indonesia di masa depan. Indonesia ingin membangun sebuah ekosistem besar, bukan sekedar proyek kecil-kecil, parsial dan jangka pendek saja. Contohnya mengenai ekosistem EV Baterai kita punya nikel, tembaga, bauksit, timah. Hanya lithium yang kita gak punya. Di australia mereka punya, dan sudah presiden sampaikan dalam forum G20 dan mengajak PM Australia untuk berkolaborasi. Tantangan kita adalah mengintegrasikan semua potensi ini. Nikel ada di morowali, wedabe. Tembaga ada di Papua, Sumbawa;  Bauxit ada di Kalbar, Bintan; Timah ada di Babel. Kita harus mengintegrasikan semua potensi menjadi sebuah ekosistem. Masing-masing jalan sendiri-sendiri sehingga kita hanya jadi mainan negara-negara lain. Contoh Tembaga ada 50th di Papua, smelternya ada di Jepang dan Spanyol, sementara bangsa ini tidak mendapatkan nilai tambah apa-apa, termasuk pengusaha daerah dan UMKM-nya. Kita harus melompat "leap Frog" memasuki ke peradaban baru. Effort kita untuk menarik investasi akan lebih mudah, orang akan datang ke negeri ini dengan sendirinya. 

Joko Widodo juga menekankan pentingnya hilirisasi dalam memberikan nilai tambah produk yang kita eksport. Export nikel dulunya US$ 1,1 milyard (sekitar 18 Trilyun), sekarang sudah 320 T (18 kali-nya). Angka-angka ini hanya kontribusi dari nikel mentah menjadi stainless steel. Maka nilai tambah tersebut akan naik fantastis jika komoditi ini diubah menjadi EV Baterai dan kendaraan bermotor. Presiden memperkirakan bahwa 60% total produksi dunia akan EV Baterai berada di Indonesia. Jadi siapapun yang akan membangun mobil listrik, motor listrik, akan datang ke Indonesia karena semua barangnya ada. Belum lagi aspek green energynya yang menjadi concern dunia. Presiden berharap Kadin Indonesia merumuskan roadmap cluster Industri di Indonesia. Semua harus ada peta jalannya sehingga jelas kita mau ke mana. Beliau berharap ini menjadi lokomotif besar yang akan menarik pengusaha daerah sampai UMKM bergerak bersama membangunnya. Presiden RI Joko Widodo berkesempatan membuka rapat pimpinan nasional Kadin pada 1-2 Desember 2022 di Hotel Borobudur minggu lalu. Beliau menekanan optimisme dalam berjalan beriringan bersama-sama untuk mencapai tujuan besar.

Beliau mengutip Direktur IMF berkata bahwa Indonesia merupakan titik terang di tengah kesuraman ekonomi global: inflasi terjaga 5,7%, sementara rata-rata dunia di atas 10-12%. Artinya optimisme dunia bisnis masih terjaga.